A. PENGERTIAN KOMPRESOR
Perlu diketahui bahwa dalam kerja kompresor banyak dipengaruhi oleh beberapa penunjang, antara lain tentang:
1. Thermodinamika2. Perpindahan Panas3. Pendingin
Sebelum memahami beberapa penunjang tersebut,
terlebih dahulu harus mengetahui tentang arti dari kompresor.
Diketahui kompresor adalah alat yang berfungsi
untuk penghasil dan penyimpan udara bertekanan. jenis kompresor ini dapat
dibagi dalam dua jenis, yaitu kompresor positif dan kompresor nonpositif.
Kompresor positif itu dimana gas diisap masuk kedalam silinder dan
dikompresikan., dan untuk kompresor non positif itu dimana gas yang diisap
masuk dipercepat aliranya oleh sebuah impeller yang kemudian mengubah energi
kinetic untuk menaikkan tekanan.
Menurut metode kompresi, kompresor dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. metode kompresi positif1. kompresor torak, bolak-balik2. kompresi torak tingkat ganda, bolak-balik3. kompresor putar4. kompresor sekrup2. metode kompresi sentrifugal1. konmpresor centrifugal satu tingkat2. kompresor sentrifugal tingkat ganda
Menurut penggolongan bentuk kompresor ada tiga
jenis kompresor, yaitu:
1. jenis vertical2. jenis horizontal3. jenis silinder banyak (jenis –V, jenis –W, dan jenis –VV)
Menurut penggolongan kecepatan putar, yaitu:
1. jenis kecepatan rendah2. jenis kecepatan tinggi
Menurut penggolongan gas refrigerant, yaitu:
1. kompresor ammonia2. kompresor gas Freon3. kompresor CO2
Menurut penggolongan konstruksi, yaitu:
1. jenis terbuka2. jenis hermatik3. jenis semi hermatik
B. PROSES KOMPRESI
KOMPRESOR
Ada tiga macam proses kompresi, yaitu:
1. kompresi
isothermal
Dalam kompresi isothermal, temperature gas
tidak berubah, sehingga temperature gas pada akhir langkah kompresi sama dengan
temperature gas pada awal kompresi. Dalam hal ini kenaikan temperature gas
dapat dicegah, karena panas yang timbul selama proses kompresi, segera diserap
sempurna oleh fluida pendinginan melalui silinder. Namun demikian, proses
kompresi isothermal sulit dilaksanakan.
Tetapi dengan kompresi ishotermal kerja yang
digunakan adalah yang paling endah jika dibandingkana dengan jenis proses
kompresi lain. Hubungan antara
Dimana:
P = Tekanan gas absolute (Kg/cm2)
V = Volume gas (m3)
Sedangkan subskrip 1 dan 2, berturut-turut
menyatakan kondisi gas pada awal dan akhir kompresi.
2. kompresi
politropik
Dalam kompresi politropik temperature gas
setelah kompresi lebih tinggi dari pada temperature pada awal langkah kompresi,
meskipun selama proses tersebut berlangsung terjadi perpindahan kalor dari
silinder sekitarnya. Kompresi gas refrigerant didalam kompresor, dalam keadaan
sebenarnya, kira-kira mendekati proses politropik tersebut diaatas. Kerja yang
diperlukan untuk kompresi politropik lebih besar daari pada untuk kompresi
ishotermal, tetapi lebih rendah dari pada untuk kompresi adabatik.
Disamping itu kenaikan tekanan yang diperoleh
dengan kompresi politropik lebih besar dari pada dengan kompresi isothermal,
lebih rendah dari pada dengan kompresi adibatik.
Untuk kompresi politropik, hubungan antara
tekanan dan volume pada awal dan akhir proses kompresi adalh sebagai berikut:
Dimana:
3. kompresi
adiabatic
proses kompresi adiabatic adalah proses
kompresi tanpa perpindahan kalor dari gas dan sekitarnya, yaitu dengan jalan
memberikan isolasi panas secara sempurna pada dinding silinder. Dengan kompresi
adiabatic, temperature gas akan naik dan lebih tinggi dari pada kenaikan yang
terjadi dengan kompresi politropik.
Disamping itu, dengan kompresi adiabatic kerja
yang diperlukan untuk kompresi akan lebih besar, tetapi akan diperoleh kenaikan
tekanan yang tinggi. Hubungan antara tekanan dan volumepada awal langkah
kompresi dan pada ekhir kompresi dapat dinyatakan sebagai
Dimana:
Proses kompresi didalam kompresor, dalam
kenyataanya bukanlah kompresi adiabatic maupun kompresi isothermal akan tetapi
kompresi politropik. Namun, karena prosesnya mendekati kompresi adiabatic, maka
dalam perhitunganya menggunakan diagram mullier proses kompresi tersebut tidak
dianggap adiabatic.
C. SIKLUS KERJA KOMPRESOR
Apabila gas refrigerant diisap masuk dan
dikompresikan didalam silinder kompresor mesin refrigerasi, perubahan tekanan
gas refrigerant terjadi sesuai dengan perubahan volume yang diakibatkan oleh
gerak torak didalam silinder tersebut.
Gambar dibawah ini menunjukkan perubahan
tekanan gas didalam silinder selama langkah uap dan langkah kompresi.
1. Langkah
Isap
1. Pada
waktu torak berda pada titik mati atas ( titik A) katup buang dan katup isap
ada dalam keadaan menutup. Kemudian, pada waktu torak mulai bergerak dari TMA
ke TMB katup isap akan membuka.
2. Selama
gerakan torak dariTMA ke titik B, gas yang ada dalam silinder akan berexpansi,
tetapi gas sebenarnya baru terisap masuk kedalam silinder. Setelah tekanan
dalam silinder tersebut turun mencapai tekanan penguapan. Oleh karena itu,
selama gerakan torak dari titik A ke titik B, tidak terjadi pengisapan (langkah
bebas/idle stroke).
3. Maka
baru setelah torak mencapai titik B dan meneruskan gerakanya menuju TMB (titik
C), gas refrigerant mulai diisap masuk kedalam silinder. Pada waktu torak
berada diTMB katup isap menutup dan proses pengisapan gas refrigerant selesai.
2. Langkah
Kompresi
1. Pada
waktu torak berada pada di TMB (titik C), baik katup isap maupun katup buang
ada dalam keadaan menutup.
2. Selanjutnya,
selama gerakan total dari TMB ke titik D, gas didalam silinder mengalami proses
kompresi sehimgga tekanan gas akan naik secara berangsur-angsur.
3. Apabila
telah dicapai tekanan buang (pengeluaran ), pada titik d, katup buang ,mulai
membuka sehingga gas akan keluar dari dalam silinder.
4. Selama
gerakan total dari titik D ke TMA (titik A), pengeluaran gas refrigerant
berlangsung pada tekanan konstan. Proses kompresi selesai pada waktu berada di
TMA.
Seperti diterangkan diatas, selama langkah
hisap terdapat langkah bebas (idle stroke) sehingga jumlah gas yang terisap
berkurang. Dengan demikian, efisiensi volumenya akan turun. Oleh karena itu,
hendaknya diusahakan agar panjang langkah bebas dapat dibuat sependek-pendeknya
sehingga pengisapan gas masuk kompresor dapat dimulai seawal mungkin.
Gambar. Siklus kompresi
Persamaan efisiensi
kompresi kompresor:
Makin tinggi kecepatan
putar kompresor makin rendah efisiensi kompresi. Oleh karena itu, konstruksi
katup harus disesuaikan dengan kondisi operasnya, supaya dapat diperoleh
efisiensi kompresi yang tinggi.
D. HUKUM BOYLE
Hukum ini diformulasikan oleh Robert Boyle
pada tahun 1662. Hukum ini berbunyi, ”Tekanan mutlak suatu massa dari gas
sempurna berubah secara berbanding terbalik terhadap volumenya, jika
temperaturnya tetap”.
E. HUKUM GAY LUSSAC
Hukum ini berbunyi “tekanan mutlak dari suatu
massa gas sempurna berubah berbanding langsung dengan temperature, jika
volumenya tetap.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar