Termodinamika
adalah cabang ilmu Fisika yang membahas tentang hubungan antara panas (kalor)
dan usaha yang dilakukan oleh kalor tersebut. Dalam melakukan pengamatan
mengenai aliran energi antara panas dan usaha ini dikenal dua istilah, yaitu
sistem dan lingkungan. Apakah yang dimaksud sistem dan lingkungan dalam
termodinamika? Untuk memahami penggunaan kedua istilah tersebut dalam
termodinamika,
Bola besi dan air adalah merupakan sistem yang
diamati
Udara luar adalah lingkungannya.
aliran
kalor antara bola besi panas dan air dingin. Ketika bola besi tersebut
dimasukkan ke dalam air. Bola besi dan air disebut sistem karena kedua benda
tersebut menjadi objek pengamatan dan perhatian Anda. Adapun, wadah air dan
udara luar disebut lingkungan karena berada di luar sistem, tetapi dapat
memengaruhi sistem tersebut. Dalam pembahasan termodinamika, besaran yang
digunakan adalah besaran makroskopis suatu sistem, yaitu tekanan, suhu, volume,
entropi, kalor, usaha, dan energi dalam. Usaha yang dilakukan oleh sistem (gas)
terhadap lingkungannya bergantung pada proses -proses dalam termodinamika, di
antaranya proses isobarik, isokhorik, isotermal, dan adiabatik.
SISTEM
dan LINGKUNGAN
Dalam
termodinamika, kita selalu menganalisis proses perpindahan energi dengan
mengacu pada suatu sistem. Sistem adalah sebuah benda atau sekumpulan
benda yang hendak diteliti… Benda-benda lainnya di alam semesta dinamakan lingkungan…
Biasanya sistem dipisahkan dengan lingkungan menggunakan
“penyekat/pembatas/pemisah”.
Usaha Sistem terhadap
Lingkungannya
Usaha
yang dilakukan sistem pada lingkungannya merupakan ukuran energi yang
dipindahkan dari sistem ke lingkungan.
Usaha yang dilakukan
gas pada piston
Gambar
tersebut menjelaskan suatu gas di dalam silinder tertutup dengan piston
(penghisap) yang dapat bergerak bebas tanpa gesekan. Pada saat gas memuai,
piston akan bergerak naik sejauh Δs . Apabila luas piston A, maka usaha yang dilakukan gas
untuk menaikkan piston adalah gaya F dikalikan jarak Δs . Gaya yang dilakukan oleh gas
merupakan hasil kali tekanan P dengan luas piston A, sehingga:
W = F. S
W = P.A. S
karena A. Δs = ΔV , maka: W = P. ΔV atau W = P (V2 – V1)
Dengan:
W = usaha (
J) V1 = volume mula-mula (m3)
P = tekanan
(N/m2) V2= volume akhir (m3)
ΔV =
perubahan volume (m3)
Apabila
V2 > V1, maka usaha akan positif (W > 0). Hal ini berarti gas (sistem)
melakukan usaha terhadap lingkungan. Apabila V2 < V1, maka usaha akan
negatif (W < 0). Hal ini berarti gas (sistem) menerima usaha dari
lingkungan. Untuk gas yang mengalami perubahan volume dengan tekanan tidak
konstan, maka usaha yang dilakukan sistem terhadap lingkungan dirumuskan:
dW= F.d
= F.P.A ds
dW= P dV
Jika volume gas berubah dari V1 menjadi V2, maka:
Besarnya
usaha yang dilakukan oleh gas sama dengan luas daerah di bawah kurva pada
diagram P-V
Usaha pada Proses
Termodinamika
a. Usaha pada Proses
Isotermal
Proses
isotermal adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap. Menurut
Hukum Boyle, proses isotermal dapat dinyatakan dengan persamaan
pV = konstan
atau
p1V1 = p2V2
Dalam
proses ini, tekanan dan volume sistem berubah sehingga persamaan W = p ΔV tidak dapat langsung digunakan.
dW = pdV
jika
persamaan diintegralkan maka akan menjadi,
∫dw = ∫pdV
Dari
persamaan gas ideal, kita mengetahui bahwa.
Di
subtitusikan menjadi
Jika
konstanta n R, dan besaran suhu (T) yang nilainya tetap dikeluarkan dari integral.
b. Usaha pada Proses
isobarik
Proses
isobarik adalah proses perubahan keadaan sistem pada tekanan konstan.
c. Usaha pada proses
isokhorik
Proses
isokhorik adalah proses perubahan keadaan sistem pada volume konstan. Pada
proses isokhorik gas tidak mengalami perubahan volume, sehingga usaha yang
dilakukan sistem sama dengan nol.
V1 = V2 = V
W = P (V2 –
V1)
W = P (0) =
0
d. Usaha pada proses
adiabatik
Proses
adiabatik adalah suatu proses perubahan keadaan gas di mana tidak ada kalor (Q)
yang masuk atau keluar dari sistem (gas). Proses ini dapat dilakukan dengan
cara mengisolasi sistem menggunakan bahan yang tidak mudah menghantarkan kalor
atau disebut juga bahan adiabatik. Adapun, bahanbahan yang bersifat mudah menghantarkan
kalor disebut bahan diatermik Proses adiabatik ini mengikuti persamaan Poisson
sebagai berikut
pVγ = konstan
atau
p1V1γ = p2 V2γ (ketetapan
Poisson)
T1V1(γ –1) = T2 V2(γ –1)
(ketetapan Poisson)
Dengan
konstanta Laplace, dan CP adalah kapasitas kalor gas pada tekanan tetap
dan CV adalah kalor gas pada volume tetap. Oleh karena sistem tidak melepaskan
atau menerima kalor, pada kalor sistem proses adiabatik Q sama dengan nol.
Dengan demikian, usaha yang dilakukan oleh sistem hanya mengubah energi dalam
sistem tersebut. Besarnya usaha pada proses adiabatik tersebut dinyatakan
dengan persamaan berikut.
Dari
kurva hubungan p – V tersebut, Anda dapat mengetahui bahwa:
1)
Kurva proses adiabatik lebih curam daripada kurva proses isotermal.
2)
Suhu, tekanan, maupun volume pada proses adiabatik tidak tetap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar